Wayang Golek : Sejarah, Keunikan, Jenis dan Daerah Asalnya

Sejarah Wayang Golek,  Keunikan, Jenis dan Daerah Asalnya akan saya uraikan dalam kesempatan kali ini. Indonesia memang kaya akan ragam budaya adat istiadat dan juga banyak keberagaman yang ada di negeri ini. Salah satunya adalah duniaku wayangan Pada Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang wayang golek pasti di antara antara kalian sudah ada yang mengenal atau sudah mempelajari wayang golek ini.

Wayang golek adalah salah satu keberagaman dunia kesenian dalam pewayangan yang ada di Indonesia yang mana wayang ini terbuat dari bahan kayu dan ini merupakan sebuah perkembangan dari wayang kulit yang mana Dengan adanya Keterbatasan waktu supaya wayang tetap dapat ditampilkan baik itu pada ada siang hari maupun di waktu malam hari.



Sejarah Lengkap Wayang Golek

Kalau wayang kulit itu biasanya dimainkan pada suasana malam hari Namun untuk wayang kulit ini dapat dimainkan di waktu siang dan juga malam hari jadi jenis wayang ini bisa dimainkan ini bisa dimainkan kapan saja tanpa harus di waktu malam hari.

Wayang golek ini pertama kali di kenalkan oleh seorang wali yaitu Sunan Kudus yang mana beliau ini berasal dari daerah Kudus atau wayang ini disebut juga dengan wayang menak. Sedangkan untuk wayang yang ada di daerah Cirebon dikenal dengan sebutan wayang cepak. Dan juga wayang Parahyangan.


Wayang golek sangat populer sekali di daerah Jawa Barat bahkan untuk penyebarannya dikatakan sudah menyebar luas yaitu dari daerah Cirebon hingga Banten bahkan wayang kulit kulit ini sudah mampu tampil di siaran televisi.



Sejarah Wayang Golek



Mengkaji lagi tentang sejarah wayang golek bahwa wayang golek ini telah ada ada sekitar pada tahun 1583 yang mana pada saat itu ada Sunan Kudus yang menjadi pelopor dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Beliau pernah membuat wayang kulit ini lebih dari 70 buah wayang yang mana wayang ini sengaja beliau pertunjukan pada waktu siang dan juga malam hari dengan mengambil cerita tentang kehidupan masyarakat lokal dan juga melalui imajinasi beliau sendiri tentu dengan adanya syarat yaitu sebuah pesan tentang agama Islam.


Sunan Kudus pada saat itu menggunakan bentuk dari wayang golek ini sebagai alat atau media untuk menyebarkan agama Islam di lingkungan masyarakat yang ada di pulau Jawa.


Adapun untuk munculnya sebuah Kesenian wayang kayu ini lahir dan berkembang cukup pesat di wilayah pesisir Utara di Pulau Jawa pada awal abad ke-17 Karena pada saat itu masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah telah lebih dulu mengenal wayang kulit dibanding dengan wayang golek ini.


Karena kehadiran wayang kulit di pulau tersebut kurang begitu berkembang apalagi masyarakat yang ada di pulau Jawa terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur terlanjur menggemari wayang kulit.


Karena itulah Sunan Kudus kemudian mencari Sunan Kudus kemudian mencari suatu daerah yang bisa dijadikan tempat untuk menyebarkan agama Islam yaitu pada saat waktu itu ada di Cirebon kebetulan di sana belum begitu berkembang atau mengenal dunia wayangan maka beliau mencoba untuk menarik hati dari ulama sekitar atau sekurang-kurangnya para santri yang ada di Cirebon yang sedang berkunjung ke wilayah Sunan Kudus akhirnya wayang golek ini ini bisa diterima oleh masyarakat yang ada di Cirebon.


Dengan demikian pementasan wayang golek ini pementasan wayang golek ini dimulai sejak Kesultanan Cirebon berada di tangan an Panembahan Ratu yaitu cicit dari Sunan Kudus pada tahun 1540 sampai 1650, pada saat itu yang dipertunjukkan adalah wayang cepat atau disebut dengan wayang golek Papak karena wayang ini memiliki bentuk kepala yang datar.


Dengan adanya kekuasaan Kesultanan Cirebon yang Diteruskan oleh pangeran girilaya pada tahun 1650 sampai 1662 maka keberadaan wayang cepak yang ada di Cirebon ini menjadi lebih populer di mana Na masih tersirat muatan untuk memeluk agama Islam.


Lalu wayang golek ini berhasil mengembangkan cerita yaitu ada cerita epos Hindustan seperti cerita Mahabharata dan Ramayana walaupun cerita ini sudah populer dikenal dari pertunjukan wayang kulit.


Semula kisah-kisah ini menggunakan bahasa Jawa namun setelah banyaknya dalang dalang yang bermunculan dari kalangan orang Sunda maka bahasa Sunda mulai menggantikan penggunaan bahasa Jawa yaitu itu dari Jawa Tengah atau Jawa Timur.


Wayang golek pun terus berkembang dan tidak bisa dilepaskan dari peran Wiranata Koesoemah yang mana beliau adalah Bupati Bandung yang ke-6 yang sangat menggemari pementasan wayang golek ini.


Seiring berjalannya waktu beliau menginginkan ada suatu pertunjukan yang lebih menarik lagi dan memiliki sebuah nilai-nilai kesundaan akhirnya beliau meminta salah seorang pengrajin wayang kulit yang bernama Ki Darman yaitu beliau adalah seorang pegiat wayang kulit asal Tegal yang ada di daerah Cibiru Ujung Berung Bandung untuk dapat membuat wayang golek ini lebih menarik dengan bentuk kepala atau rupa yang benar-benar menyerupai manusia.


Maka dengan adanya permintaan Bupati Bandung yang ke-6 tersebut yaitu Wiranata terbentuklah atau lahir sebuah wayang disebut dengan wayang golek sunda seperti apa yang kita saksikan sekarang ini.


Wayang golek yang populer bahkan menjadi konsumsi masyarakat dari golongan anak-anak sampai orang tua masyarakat mulai menggemari adanya pementasan wayang golek sehingga dengan mudahnya wayang golek ini mampu menyebar ke segala penjuru yang ada di Jawa Barat Apalagi setelah dibukanya De grote postweg yang ada di Jalan Raya Daendels yaitu jalan ini menghubungkan daerah-daerah yang ada di Jawa Barat.


Nah dari Penjelasan diatas maka di tanah Parahyangan mulai bermunculan wayang-wayang klasik yaitu seperti wayang golek Papak wayang golek Pakuan dan wayang golek Purwa.


Wayang golek bapak ini masih sering dipertunjukkan di daerah Cirebon yaitu dengan membawa cerita yang legendaris kisah babad yang mana cerita ini menggunakan bahasa Cirebon.  Adapun untuk wayang golek Purwa sering mementaskan kan yaitu sebuah kisah Ramayana dan Mahabarata dengan mengadopsi sebuah pementasan wayang kulit namun untuk hal ini menggunakan campuran bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Sedangkan untuk wayang golek Pakuan biasa mengangkat sebuah kisah yang melegenda Priangan seperti mundinglaya Sangkuriang Lutung Kasarung dikusuma dan lain-lainnya.




Perkembangan Wayang Golek



Wayang golek ini menggunakan bahasa Sunda dan berkembang di daerah Jawa Barat pada masa ekspansi dari Kesultanan Mataram pada abad yang ke-17 walaupun Sebenarnya ada beberapa pengaruh warisan kebudayaan Hindu yang saat itu masih bertahan di beberapa daerah yang ada di Jawa Barat seperti bekas wilayah kerajaan Sunda Galuh. 


Untuk Pakem dan jalan cerita wayang golek ini memang sesuai dengan versi wayang kulit terutama untuk kisah wayang Purwa yaitu kisah Ramayana dan Mahabharata.

Meskipun begitu tetap ada beberapa perbedaan misalnya dalam hal penamaan tokoh-tokoh Punakawan yang lebih dikenal dengan versi Sundanya, walaupun begitu Kesenian wayang golek atau wayang kayu yang berbahasa Jawa saat ini ini mudah kita jumpai dalam bentuk kontemporernya yaitu sebagai wayang Menak yang ada di daerah Kudus dan dan untuk wa yang cepat ada di daerah Cirebon. Walaupun popular popularitasnya memang tidak sebesar wayang golek di daerah Parahyangan.

Untuk pertunjukan seni wayang golek ini ini dimulai pada abad ke-19 yang mana wayang golek ini mulai mendapatkan sebuah kejayaannya karena wayang golek ini merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang biasa digelar di desa-desa ataupun di kota karisidenan.


Selain sebagai pelengkap upacara selamatan ataupun perbuatan wayang ini juga sering dipertunjukkan sebagai hiburan dalam peralatan tertentu maka masyarakat akan lebih mudah untuk Bisa Mendapatkan hiburan Desa secara gratis karena pada zaman dulu belum ada ada televisi.


Sejak tahun 1920-an seni pertunjukan wayang golek ini mulai diiringi oleh alunan sinden tentu dengan adanya popularitas sinden sinden di masa lalu sangat mempengaruhi juga perkembangan atau popularitas dari wayang golek itu sendiri seperti halnya di zaman Upit Sarimanah dan Titim Fatimah sekitar tahun 1960-an.


Wayang golek ini ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat karena memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitar baik itu sebagai kebutuhan spiritual maupun secara material. Hal ini dapat kita ta lihat dari beberapa kegiatan yang ada di masyarakat misalnya ada kegiatan perayaan baik itu hajatan pesta kenduri ataupun dalam rangka khitanan pernikahan dan kegiatan lainnya halini Adakalanya sering diiringi dengan sebuah pertunjukan wayang golek.


Seiring berkembangnya zaman bentuk teater seni pertunjukan wayang golek ini ini kerap dijadikan sebagai cinderamata atau sebuah hiburan utama bagi para wisatawan. Untuk tokoh wayang golek yang lazim dijadikan sebuah cinderamata adalah tokoh pasangan Rama dan Shinta karena tokoh wayang terkenal seperti Srikandi Krisna dan Arjuna serta tokoh Punakawan seperti Bagong Semar Petruk Cepot atau bawar memang sudah melegenda dan biasanya dijadikan sebuah miniatur kecil untuk cinderamata sebagai oleh-oleh khas daerah.


Untuk dijaman modern sekarang ini ini wayang golek purna kreasi sudah mulai dikembangkan oleh para penggiat pengrajin dari wayang golek ini kaum kaum muda namun mereka tetap menjaga beberapa hal dan tidak menghilangkan Pakem dari wayang golek Purwa.




Mengenal Dunia Pewayangan



Kalau kita menelisik lebih dalam lagi dunia wayangan Ini adalah sebuah bentuk teater rakyat yang sangat populer di masa lalu bahkan juga sudah populer di masa ini seni ini sudah ada di pulau Jawa Bali karena ini adanya pengaruh keyakinan di masa lalu.


Wayang juga diartikan sebagai bayangan karena penontonnya itu melihat dari belakang yang mana wayang ini dimainkan di sebuah layar dengan diberikan sebuah sorotan lampu dan diiringi dengan gamelan.


Untuk di daerah Jawa Barat disebut dengan wayang golek karena wayang ini adalah wayang yang populer di daerah Jawa Barat kata golek sendiri mempunyai makna yaitu mencari sebagai kata benda yaitu golek yang bermakna adalah boneka kayu. Untuk jenis wayang golek ini ada dua yaitu wayang golek Purwa dan wayang golek papak atau cepat. Kecuali kalau wayang orang kalau yang ini adalah seni tari drama yang ditarikan oleh manusia kebanyakan Bentuk kesenian wayang ini dimainkan oleh seorang dalang yang mana dalam inilah yang memimpin jalannya sebuah pertunjukan wayang and sekaligus dalam ini menyanyikan suluk yang mana menyuarakan antara aku dan lain sebagainya.



Pola Pagelaran wayang golek


Sebagaimana seperti alur cerita pewayangan pada umumnya seni pertunjukan wayang golek ini juga biasa memiliki sebuah lakon-lakon baik Galur maupun karangan untuk cerita yang diambil dari wayang golek ini seperti penyebaran agama Islam yaitu di Tunjukkan oleh walangsungsang dan Rara Santang baik itu Mengambil sumber dari cerita Ramayana dan Mahabharata dengan menggunakan has yaitu bahasa Sunda dengan sebuah iringan gamelan khas Sunda atau disebut dengan salendro dan dilengkapi dengan 2 buah Saron packing slenthem satu perangkat boning suatu perangkat boning rincik satu perangkat kenong kendang Gong atau kempul dan Gong dan 3 buah kulanter gambang dan rebab.


Dalam seni pertunjukan wayang golek ini biasanya ada lakon yang dipertunjukkan lakon tersebut adalah carangan hanya biasanya dipertunjukkan juga lakon Galur tentu hal ini akan menjadi tolak ukur kepandaian para dalang dalam menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik.


Ada beberapa dalang wayang kulit yang sudah terkenal di Indonesia yaitu tarkim R. U. Partasuanda, Abeng Sunarya entah tirayana apek Cecep Supriadi Asep Sunandar Sunarya dan lain lainnya.


Untuk pola Pengadegan dari wayang golek ini adalah sebagai berikut :



  • Tatalu, adalah seorang dalang dan ada seorang sinden naik panggung, 
  • Gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;
  • Babak unjal, paseban, dan bebegalan
  • Nagara sejen
  • Patepah
  • Perang gagal
  • Panakawan/goro-goro
  • Perang kembang
  • Perang raket
  • Tutug


Salah satu dari fungsi wayang dalam masyarakat sunda adalah ngaruat (ruwat), yaitu untuk membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). 


Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain:



  • Wunggal (anak tunggal)
  • Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia)
  • Suramba (empat orang putra)
  • Surambi (empat orang putri)
  • Pandawa (lima putra)
  • Pandawi (lima putri)
  • Talaga Tanggal Kausak yaitu (seorang putra dihapit putri)
  • Samudra hapit sindang yaitu  (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.




Tokoh Pelestari Wayang Golek


Seiring berkembangnya zaman wayang golek pada abad ke-19 hingga abad ke-20 tidak lepas dari para dalang yang fenomenal yang mana terus mengembangkan seni tradisional ini sehingga bisa dikenal banyak orang yaitu salah satunya ada Ki H. Asep Sunandar Sunarya yang mana beliau ini telah memberikan sebuah inovasi terhadap wayang golek agar bisa mengikuti perkembangan zaman Salah satunya yaitu dengan kreativitasnya dengan memainkan Si Cepot di tangan Beliau wayang golek tidak hanya sebuah seni Semata atau Seni kuno tetapi juga ini seni tradisional yang harus diperkembangkan dijaga dilestarikan diangkat hingga bisa dikenal lebih luas dan semakin populer di era modern. 


Wayang golek dalam dunia hiburan


Wayang golek dalam dunia hiburan sudah bermunculan di berbagai acara televisi salah satunya Televisi Nasional yang sudah populer yaitu itu di acara dalam program Bukan Sekedar Wayang di Net TV sudah tayang pada tahun 2014 hingga sekarang pemerannya sendiri adalah Sule yang mana Beliau juga orang dari Jawa Barat yang menjadi artis populer pada acara Opera Van Java dan Pas Mantab sekarang beliau menjadi pembawa acara di Ini Talkshow di Net TV. 



Dalang Wayang Golek


Sudah kita kenal sebelumnya dan juga sudah saya jelaskan di beberapa artikel ya dalang adalah sebutan bagi orang yang memainkan wayang jadi ada beberapa arti tugas ataupun fungsi dari dalang itu sendiri di antaranya :


1. Dalang berasal dari kata Dalung atau blencong dalam bahasa Jawa artinya adalah lampu atau alat penerang dengan demikian fungsi dalang dalam masyarakat adalah sebagai juru penerangan atau lebih tegasnya dalam ini adalah orang yang memberi sebuah penerangan dan membimbing masyarakat yaitu untuk meningkatkan sosial bermasyarakat yang baik berbudi luhur religius dan juga mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi tentu hal ini membutuhkan skill yang tidak biasa. 


3. Dalang berasal dari kata da = veda = pengetahuan dan lang = wulang. Dalang adalah pengetahuan mengajar, di sini dalang dapat diartikan sebagai guru masyarakat.

2. Dalang dalam bahasa Jawa wa itu dari kata Dhal : untuk ke penekanannya dari kata ngudhal : yang artinya adalah menggali dan Lang dari kata piwulang-piwulang petuah nasehat. Jadi kalau kita jadikan satu dihalang ini adalah orang yang menggali sebuah nasehat petuah untuk disampaikan kembali untuk disebarkan kembali kepada orang banyak kepada para penonton wayang tersebut jadi fungsi dari dalang ini adalah membimbing dan mendidik pendidik pembimbing masyarakat atau bisa dikatakan guru masyarakat.


4. Dalang berasal dari kata talang = alat penghubung untuk mengalirkan air. Dalam hal ini dalang bertugas sebagai penghubung/penyambung lidah, baik pesan dari pemerintah kepada masyarakat, maupun sebaliknya.

5. Dalang adalah pemimpin, penyusun naskah, produser, juru cerita dan memainkan wayang. Pendapat ini dikemukakan oleh Claere Holt (seorang sarjana Barat) dalam bukunya : Art In Indonesia Continintees, and Change, 1960.

6. Dalang adalah seniman pengembara, sebab apabila mengadakan pementasan tidak hanya di satu tempat, tetapi berpindah-pindah. Menurut Drs. Sudarsono, pendapat ini dikemukakan oleh Hazou (seorang sarjana Barat juga).

7. Dalang berasal dari kata dal = dalil-dalil, dan lang = langgeng. Ini adalah pendapat seorang dalang kasepuhan dari Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon, yang bernama Dulah. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalang adalah seorang yang memberi dalil-dalil atau petuah-petuah/wejangan/wejangan selama hidupnya. Di sini fungsi dalang adalah sebagai pendidik/pembimbing masyarakat atau guru masyarakat.

8. Dalang adalah seorang aktor/aktris yang memainkan pagelaran wayangnya menurut ilmu dan tata cara yang telah ditentukan. Definisi ini dikemukakan oleh Juju Sain Martadinata, Alm. (eks Guru Kokar / SMKI Bandung).

9. Dalang berasal dari kata Dalilun lamnya ada dua yang satu lamnya dihilangkan dan ganti oleh tasjid menjadi dala. Menurut ahli sorop dala ya dulu dilalatan fa-hua daa-lun. Isimnya isim fa’il artinya petunjuk. Pendapat ini dikemukakan oleh Asep Sunandar Sunarya (dalang legendaris tanah Pasundan). 



Keunikan Wayang Golek

Wayang golek adalah sebuah boneka kayu yang kepalanya ini mirip dengan bentuk manusia yang mana wayang ini digerakkan oleh seorang dalang. Wayang ini dikembangkan dari keturunan Ki Darman bahkan hingga saat ini masih banyak yang membuat wayang golek Adapun untuk tempat pembuatan wayang golek yang ada di Jawa Barat adalah di daerah Sukabumi Karawang Bogor Garut cirebon-indramayu Ciamis Ciparay Cibiru dan Cimareme.

Wayang golek mengangkat sebuah cerita yaitu dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang mana sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat budaya Nusantara untuk pagelaran wayang golek ini biasa dimulai pada pukul 10 malam hingga dini hari Namun bisa juga dipertunjukkan pada sore hari seni pertunjukan ini biasanya dipentaskan di Tanah Lapang atau di halaman terbuka bisa juga di dalam gedung yang luas.

Ada sebuah perbedaan dari wayang golek dengan wayang kulit wayang kulit Dia memakai layar dalam memainkannya serta lampu sorot karena wayang kulit ini dia menggunakan sebuah bayangan namun kalau wayang golek tidak harus karena wayang golek ini adalah boneka tiga dimensi yang bisa ditonton secara langsung tanpa harus memakai layar.

Pagelaran wayang golek dipimpin oleh seorang pemandu yang disebut dengan dalang yang mana beliaulah yang menuturkan alur cerita dari awal hingga selesai Selain itu dalam pertunjukannya diiringi dengan alunan musik gamelan Sunda dan biasa diiringi dengan seorang sinden sebuah pagelaran wayang golek ini bisa menggunakan bahasa Indonesia namun untuk khas nya adalah bahasa Sunda. Dalam memainkan wayang golek ini ada ada Pakem yang berbeda dengan wayang kulit makam adegan yang ada dalam wayang golek adalah seperti Nagara sejen babak unjal 4 panakawan perang gagal Perang Kembang perang raket dan tutung.

Wayang golek biasa dipakai untuk membersihkan merawat seperti halnya wayang kulit. Ruwatan adalah salah satu upacara Untuk menghindarkan seseorang ataupun anak dari pengaruh buruk Bathrakala yang membawa kesialan dalam hidup seseorang.

Untuk saat ini sebuah pertunjukan seni tradisional khas Sunda lebih banyak di maksudkan untuk sebagai media hiburan dan pendidikan wayang sendiri sudah banyak dibeli dan di jadikan sebuah koleksi untuk menghias rumah. Seni pertunjukan tradisional dunia wayangan memang masih memiliki penggemar walaupun tidak banyak untuk zaman modern sekarang ini karena kebanyakan wayang-wayang ini digemari oleh kalangan generasi tua untuk generasi muda memang sudah banyak yang terasingkan dari budaya tradisional seperti wayang ini jadi perlu usaha yang lebih agar seni tradisional dunia wayangan ini dapat tetap Lestari dan digemari oleh berbagai kalangan Di lapisan masyarakat baik Golongan muda tua ataupun anak-anak.

Nah itulah beberapa hal dari keunikan wayang golek dan sudah saya jelaskan juga sejarah secara rinci dan juga jenis-jenis serta makna dari dunia wayangan khususnya wayang. Semoga ulasan atau pembahasan kali ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi teman-teman semua semoga bermanfaat Apabila ada kesalahan saya mohon maaf sebesar-besarnya jangan lupa baca juga artikel tentang seni budaya yang ada di mediasiana sampai jumpa di pembahasan yang lainnya Wasallam.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel