Sukses dan Berkah dengan Strategi Bisnis Rasulullah

Sukses dan Berkah dengan Strategi Bisnis Rasulullah - “Berdaganglah, karena di dalamnya terdapat sembilan per sepuluh rezeki”  (HR. Ibrahim al harbi). Sebagai seorang muslim , kita telah yakin, sepakat dan tidak ada sedikitpun keraguan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan terbaik untuk seluruh umat manusia. Hal ini telah ditegaskan langsung oleh Allah SWT dalam QS. Al Ahzab ayat 21 yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu…”.  Akhlak dan keteladanan Rasulullah dalam seluruh aspek kehidupan dunia dan akhirat sangatlah indah dan baik untuk ditiru. 

Sukses dan Berkah dengan Strategi Bisnis Rasulullah

Sukses dan Berkah dengan Strategi Bisnis Rasulullah

Tak hanya dalam persoalan agama, beliau juga sangat fasih dalam memimpin negara, menetapkan hukum, mengatur siasat perang, hingga mengatur persoalan ekonomi dan bisnis dengan amat profesional. 

Rasulullah SAW bukanlah seorang pebisnis biasa, keterampilan manajemen beliau telah diasah sejak usia belia. Pada masa kecil, nabi Muhammad berkarir sebagai pengembala domba yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan ekor. Hal ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi untuk seorang anak kecil yang belum cukup usianya. Namun rasulullah selalu membawa pulang ternak peliharannya dengan utuh dan sehat badannya. 

Karir sebagai pengembala ini merupakan bagian dari proses peningkatan skill manajemen bisnis dimana seorang pengembala harus ‘merencanakan’ di padang pasir mana para ternak akan makan, ‘mengatur’ bagaimana rombongan ternak tetap utuh, ‘mengontrol’ keselamatan ternak dari ancaman binatang buas, hingga melakukan ‘evaluasi’ terhadap hasil kerja hari ini. 

Tidak hanya itu, kesuksesan bisnis Rasulullah semakin luar biasa seiring berjalannya waktu. Pada usia 12 tahun, beliau terjun langsung bersama pamannya menjadi seorang eksportir  yang berkelana ke negeri syam meliputi Suriah, Jordania, hingga Lebanon.  Pada saat itu, Rasulullah dikenal sebagi pedagang amat terpecaya, tidak pernah mengada-ngada tehadap suatu fakta, dan tidak pernah menipu hingga dijuluki sebagai “Al Amin”.

Dengan kredibilitas dan kejujuran nabi Muhammad yang amat terkenal di seluruh penjuru negeri, banyak relasi beliau yang mengajak kerja sama untuk melakukan usaha bisnis. Hingga akhirnya, beliau melakukan kontrak kerja sama (syirkah) dengan seorang wanita konglomerat dan terhormat pada mas itu yaitu Khadijan binti khuwailid. Salah satu bukti kesuksesan Rasulullah sebagai pebisnis yaitu ketika beliau menikahi ibunda khadijah dengan mahar 20 ekor unta emas yang pada masa itu  merupakan kendaraan paling mewah. Menurut ahli manajemen, jika diibaratkan pada masa kini besaran mahar Rasulullah untuk khadijah adalah senilai 8 miliar. Wow, benar-benar angka yang fantastis bukan?

Berikut ini akan kita kupas 5 dari banyak strategi bisnis Rasululah SAW untuk meraih kesuksesan dan keberkahan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. 

1. Menjaga Kredibilitas

Kejujuran dan amanah menjadi kunci utama kesuksesan bisnis rasulullah, hal ini membuat seluruh rekan bisnis  dan pembeli menjadi puas dan tidak pernah merasa tertipu sehingga jaringan bisnis yang dibangun menjadi sangat kokoh. Tidak ada pembeli yang merasa kecewa atas dagangan rasul karena beliau selalu memberitahukan fakta terkait kelebihan dan kekurangan barang yang dijual tanpa ditutupi sedikitpun.

Tidak hanya sebatas mendapatkan loyalitas konsumen, kredibilitas yang dibangun dan dijaga rasulullah ini bertujuan untuk menjaga kehormatan diri. Kemuliaanya membuat beliau semakin dihormati, disegani yang merupakan aset tak ternilai bagi setiap entrepreneur. 

2. Kebijakan Produk

Nabi Muhammad SAW adalah seorang pebisnis yang amat mengutamakan kualitas produk, beliau selalu menjual produk yang baik dan tidak cacat. Pun, apabila ada produk yang kualitasnya kurang baik maka beliau akan memberitahu pembeli terhadap kelemahan dan kekurangan barang dagangannya tanpa ditutup-tutupi.

Menjual barang yang kualitasnya telah menurun tetap diperbolehkan asalkan ada transparansi serta keadilan yang diberikan oleh penjual sehingga para pembeli tidak merasa tertipu. Selain itu, ketepatan timbangan juga menjadi hal yang amat utama yang harus dipenuhi oleh pedagang, karena orang-orang yang curang dan menipu amatlah dibenci Allah SWT.  Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam QS. As Syu’ara 181-183 yang artinya :

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu”.

3. Strategi Harga Murah 

Dalam menentukan harga jual barang, Rasulullah mematok harga standar dan wajar. Penjual tidak boleh menggunakan keluguan/kebutaan informasi dari pembeli untuk mematok margin yang amat tinggi dan tidak wajar. Rasulullah SAW bersabda “mengambil keuntungan lebih, dari orang yang tidak mengetahui harga pasaran dan mengikuti saja permintaan si penjual adalah haram”

Dalam menentukan strategi harga, ada aturan tersendiri yang harus diketahui pedagang antara barang dagang apa yang harus dijual dengan margin tinggi dan juga barang apa yang harus dijual dengan margin rendah. Imam Al Ghazali menganjurkan mengambil laba rendah pada barang-barang kebutuhan pokok seperti minyak, beras, gula untuk menghindari eksploitasi melalui pengenaan harga. Sementara mengambil laba yang relative lebih tinggi pada produk non food kecuali pada beberapa barang yang sangat sensitif dan juga kompetitif.

Rasulullah SAW tidak pernah memberi batasan mutlak untuk penentuan harga, bahkan pedagang boleh mengambil keuntungan hingga 100%. Yang terpenting, dalam muamalah tersebut haruslah terpenuhi unsur kerelaan antara penjual dan juga pembeli.

4. Promosi yang fair

Pada masa Rasulullah SAW, strategi ppemasaran yang dilakukan tidak sevariatif dan seberkembang masa kini, pada masa itu masih belum ada teknologi sehingga yang memungkinkan untuk dilakukan adalah melalui promosi jenis personal selling dan publisitas. Kedua jenis promosi ini dilakukan secara langsung melalui ”Mouth to mouth”. Gelar beliau sebagai Al Amin sangat berpengaruh dalam urusan bisnisnya sehingga walaupun promosi yang bisa dilakukan sangatlah terbatas tetapi dapat berkembang ke seluruh jazirah arab.

Gelar terpecaya membuat Rasulullah menjadi sangat dicari pada masa itu dimana para pedagang-pedagang arab biasa melakukan pemasaran melalui sumpah palsu. Misalnya “Wallahi, barang ini mahal karena memang kualitas dan orisinalitasnya terjamin”, padahal sumpah tersebut tidak benar adanya dan hanyalah sebagai kamuflase untuk melariskan dagangan mereka.

Rasulullah SAW sangat mengecam perbuatan tersebut dan bersabda “Sumpah bohong adakalanya dapat melariskan dagangan, tetapi pasti memusnahkan keberkahan”(HR Bukhari dan Muslim). Sebagai seorang muslim, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bersikap jujur dan amanah dalam setiap tindakan, sehingga perdagangan yang kita lakukan tidak hanya menambah harta kita tetapi juga keberkahan di dalamnya.

5. Jejaring bisnis antar negara

Networking menjadi factor yang amat penting untuk keberhasilan suatu bisnis. Rasulullah merupakan orang yang sangat expert dalam membangun relasi bisnis. Semasa remaja beliau sudah terbiasa keluar masuk pasar lokal di mekah dan menjalin relasi dengan para pedagang di jazirah arab. Ada beberapa tempat bisnis yang sering nabi Muhammad kunjungi seperti Ukaz, Dul Majaz, Daba, Mina, Busr dan banyak lainnya.

Lewat kunjungan pada banyak pasar tersebut, beliau banyak belajar tentang interaksi dan kompetesi dalam dunia perdagangan. Beliau memperluas jaringan bisnis, mencari produk yang dapat menjadi peluang, mencari mitra, menjemput bola, serta segala usaha luar biasa lainnya. 

Memperluas jejaring merupakan bagian dari syi’ar islam yaitu silaturahmi. Rasulullah SAW pernah bersabda “Barangsiapa ingin supaya dimudahkan (Allah) rezekinya, atau dipanjangkan (Allah) umurnya maka hendaklah dia menghubungkan silaturahmi” (HR.Bukhari). Maka menggalang mitra seluas-luasnya menjadi poin sangat penting untuk mensukseskan setiap bisnis. 

Ditulis Oleh: Irfaul Risqoh Al Rieza (Mahasiswa STEI SEBI)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel