Pengertian Disiplin dan Indikator Disiplin Kerja Menurut Hasibuan

Pengertian disiplin kerja:


A. Pentingnya kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari MSDM. Kedisiplinan merupakan fungsi opratif terpenting bagi MSDM, karena semakin baik disiplin karyawannya maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin kerja yang baik, sulit bagi organisasi atau perusahaan mencapai hasil yang optimal.


Disiplin Kerja yang baik mencerminkan seseorang tugas-tugas ataupun tanggungjawab yang diberikan kepadanya. hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Oleh karena itu setiap manajer selalu berusaha agar bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Jadi menurut Hasibuan (2018:193), kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.

Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.

B. Indikator Kedisiplinan

Menurut Hasibuan (2018:194), ada beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi/perusahaan, di antaranya:

1. Tujuan dan kemampuan
2. Teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Waskat
6. Sanksi hukum
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan

Uraian Indikator Kedisiplinan:

1. Tujuan dan kemampuan
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja bersungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 

2. Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan menetukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan panutan dan teladan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. Jika pimpinan berdisiplin baik maka bawahannyapun ikut berdisiplin baik dan sebaliknya pimpinan tidak disiplin maka bawahannyapun akan susah untuk disiplin.

3. Balas jasa
Balas jasa (kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjanya. Jika kecintan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan maka kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Untuk mewujudkan kedisplinan karyawan yang baik, perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya.

4. Keadilan
Keadailan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan. Karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia yang lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Dengan kedilan yang baik akan terciptakan kedisiplinan yang baik pula.

5. Waskat
waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk bagi bawahannya, jika ada bawahannya ada yang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

6. Snksi Hukum
Sanksi hukum berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan, sikap, dan perilaku indispliner karyawan akan berkurang.

7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indispliner sesuai dengan sanksi hukum yang telah ditetapkan. Dengan demikian pimpinan akan memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

8. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan akan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship dan cros direct relationship hendaknya harmonis.

Kesimpulan

Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk mengukur/mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan karyawan yang baik mencerminkan bahwa fungsi-fungsi MSDM lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Jadi, dapat dikatakan "kedisiplinan" menjadi kunci terwujudnya tujuan perusahaan karyawan dan masyarakat. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

Sumber: Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan (2018:193-198).

Daftar pustaka: Hasibuan, Malayu, S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Cetakan kedua puluh dua, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2018.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel