Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan dan Keagamaan
Sabtu, 11 Januari 2020
Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan sampai Keagamaan terus berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Dari masa penjajahan di Indonesia hingga jaman sekarang ini perkembangan pemerintahan di Indonesia berkembang pesat dan juga menyesuakan dengan kebutuhan manusia saat ini. Namun tidak ada salahnya kita mempelajari sejarah agar kita selau warga masyarakat Indonesia yang bisa dikatakan warga yang tahu diri tidak melupakan masa lalu.
Ada berbagai organisasi yang ada di Indonesia dari Organisasi yang bersifat kedaerahan hingga organisasi yang bersifat keagamaan. Pada kesempatan berikut ini saya akan memberikan ulasan tentang Organisasi yang bersifat kedaerahan dan Organisasi yang bersifat Keagamaan.
Organisasi pergerakan nasional yang bersifat etnik kedaerahan di antaranya, Paguyuban, Tri Koro Darmo, Jong Sumatranen Bond, Serikat Ambon, Jong Minahasa, dan Timoshch Verbond.
Paguyuban Pasundan didirikan di Jakarta pada 1914. Organisasi ini bertujuan menjaga adat istiadat ditanah Pasundan dan memajukan pendidikan masyarakat Sunda dengan mendirikan sekolah-sekolah. Paguyuban pasundan dipimpin oleh Otto Iskandardinata yang sangat aktif dalam mengkritik kebijaksanaan pemerintah kolonial.
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada 7 Mei 1915 oleh Satiman Wirjosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi. Tri Koro Darmo berarti tiga tujuan mulia, yaitu sakti, budi, dan bakti. Kegiatan yang dilakukan mencakup bidang Pendidikan, Kesenian dan Kepanduan. Dalam perkembangannya organisasi ini di ubah menjadi Jong Java pada tahun 1918.
Jong Sumatranen Bond didirikan di Jakarta oleh para pelajar dari Sumatera yang menuntut ilmu di Jakarta. Organisasi ini didirikan pada 9 Desember 1917 dengan tujuan memper erat tali persaudaraan antara para pelajar Sumatera yang belajar di Jakarta, juga bertujuan untuk meningkatkan minat para pelajar Sumatera untuk mempelajari budayanya sendiri. Tokoh-tokoh yang tergabung di organisasi ini adalah Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Muhammad Yamin.
Didirikan oleh A. J. Patty pada 9 Mei 1918 dengan tujuan meningkatkan pendidikan untuk orang Ambon. Ia sangat aktif dalam mengkampanyekan organisasi sehingga di tangkap dan di asingkan ke Flores. Dengan tertangkapnya A. J Patty, perjuangannya di lanjutkan oleh Mr. Latuharhary. Ia memiliki cita-cita perjuangan yang sama dengan A. J. Patty.
Merupakan kelanjutan dari organisasi Rukun Minahasa. Oraganisasi ini dibentuk dengan tujuan memupuk rasa Nasionalisme dan mempererat persaudaraan antar pelajar Sulawesi. Jong Minahasa didirikan oleh Sam Ratulangi dan Dr. Tumbelaka pada 24 April 1919.
Muhammadiyah merupakan organisasi keagamaan yang nonpolitik. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Tujuan dibentuknya organisasi Muhammadiyah ini untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.
Persis didirikan di Bandung pada 12 September 1923. Tokoh pendiri organisasi ini adalah K.H. Zamzam. Dalam pergerakannya organisasi ini lebih berorientasi pada perjuangan dan dakwah. Paham yang di anut oleh organisasi ini mengadopsi paham perkembangan Islam yang disebarkan oleh Muhammad Abduh.
Didirikan di Surabaya pada 1 Januari 1926. tokoh pendiri NU ialah K.H. Hasyim Ashari. Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan ajaran Islam dan menerapkan Hukum Islam di dalam masyarakat.
Baca Juga : Sejarah Revolusi Industri di Muka Bumi ini
Penutup
Nah, itulah tadi uraian dari Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan dan Keagamaan yang ada di Negara Indonesia. Semoga dengan adanya ulasan seperti ini dapat menambah wawasan kita tentang sejarah yang ada di Indonesia. Mungkin hanya ini saja yang dapat saya sampaikan, sampai jumpa di pembahasan yang lainnya.
Ada berbagai organisasi yang ada di Indonesia dari Organisasi yang bersifat kedaerahan hingga organisasi yang bersifat keagamaan. Pada kesempatan berikut ini saya akan memberikan ulasan tentang Organisasi yang bersifat kedaerahan dan Organisasi yang bersifat Keagamaan.
Sejarah Organisasi Jaman Kemerdekaan Indonesia
A. Organisasi yang Bersifat Kedaerahan
Organisasi pergerakan nasional yang bersifat etnik kedaerahan di antaranya, Paguyuban, Tri Koro Darmo, Jong Sumatranen Bond, Serikat Ambon, Jong Minahasa, dan Timoshch Verbond.
1. Paguyuban Pasundan
Paguyuban Pasundan didirikan di Jakarta pada 1914. Organisasi ini bertujuan menjaga adat istiadat ditanah Pasundan dan memajukan pendidikan masyarakat Sunda dengan mendirikan sekolah-sekolah. Paguyuban pasundan dipimpin oleh Otto Iskandardinata yang sangat aktif dalam mengkritik kebijaksanaan pemerintah kolonial.
2. Tri Koro Darmo
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada 7 Mei 1915 oleh Satiman Wirjosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi. Tri Koro Darmo berarti tiga tujuan mulia, yaitu sakti, budi, dan bakti. Kegiatan yang dilakukan mencakup bidang Pendidikan, Kesenian dan Kepanduan. Dalam perkembangannya organisasi ini di ubah menjadi Jong Java pada tahun 1918.
3. Jong Sumatranen Bond
Jong Sumatranen Bond didirikan di Jakarta oleh para pelajar dari Sumatera yang menuntut ilmu di Jakarta. Organisasi ini didirikan pada 9 Desember 1917 dengan tujuan memper erat tali persaudaraan antara para pelajar Sumatera yang belajar di Jakarta, juga bertujuan untuk meningkatkan minat para pelajar Sumatera untuk mempelajari budayanya sendiri. Tokoh-tokoh yang tergabung di organisasi ini adalah Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Muhammad Yamin.
4. Serikat Ambon
Didirikan oleh A. J. Patty pada 9 Mei 1918 dengan tujuan meningkatkan pendidikan untuk orang Ambon. Ia sangat aktif dalam mengkampanyekan organisasi sehingga di tangkap dan di asingkan ke Flores. Dengan tertangkapnya A. J Patty, perjuangannya di lanjutkan oleh Mr. Latuharhary. Ia memiliki cita-cita perjuangan yang sama dengan A. J. Patty.
5. Jong Minahasa
Merupakan kelanjutan dari organisasi Rukun Minahasa. Oraganisasi ini dibentuk dengan tujuan memupuk rasa Nasionalisme dan mempererat persaudaraan antar pelajar Sulawesi. Jong Minahasa didirikan oleh Sam Ratulangi dan Dr. Tumbelaka pada 24 April 1919.
B. Organisasi yang Bersifat Keagamaan
1. Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi keagamaan yang nonpolitik. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Tujuan dibentuknya organisasi Muhammadiyah ini untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.
2. Persatuan Islam (PERSIS)
Persis didirikan di Bandung pada 12 September 1923. Tokoh pendiri organisasi ini adalah K.H. Zamzam. Dalam pergerakannya organisasi ini lebih berorientasi pada perjuangan dan dakwah. Paham yang di anut oleh organisasi ini mengadopsi paham perkembangan Islam yang disebarkan oleh Muhammad Abduh.
3. Nahdatul Ulama
Didirikan di Surabaya pada 1 Januari 1926. tokoh pendiri NU ialah K.H. Hasyim Ashari. Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan ajaran Islam dan menerapkan Hukum Islam di dalam masyarakat.
Baca Juga : Sejarah Revolusi Industri di Muka Bumi ini
Penutup
Nah, itulah tadi uraian dari Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan dan Keagamaan yang ada di Negara Indonesia. Semoga dengan adanya ulasan seperti ini dapat menambah wawasan kita tentang sejarah yang ada di Indonesia. Mungkin hanya ini saja yang dapat saya sampaikan, sampai jumpa di pembahasan yang lainnya.