Puisi Tentang Peristiwa

Puisi Tentang Peristiwa


Puisi Tentang Peristiwa

1. Judul Puisi : Pesona Maut

Penulis Puisi : Indah Khairunisa

Sekejap waktu dalam satu kedipan mata
Kau lumpuhkan kau racuni otak mereka
Tipu daya muslihatmu sangatlah manis
Tak ada yang dapat menandingi pesonamu

Kau buat semua bersujud memujamu
Cinta yang awalnya manis berubah menjadi pahit dan gelap
Sejuta kata bujuk rayumu yang mematikan
Bermanis-manis di depan ternyata busuk di belakang

Sungguh kau berhasil mematikan rasa cinta ini
Kau matikan hati ini dengan sejuta harapan palsu
Mengapa? Haruskah aku yang kau jadikan pelarian belakamu?
Sungguh sebenarnya aku tak rela dengan semua ini

Kau yang kuimpikan menjadi pangeran hatiku, sang raja cintaku
Kini menjadi sang malaikat maut di depan mataku
Kini aku menderita tak dapat lagi membuka pintu
Kau mencuri semuanya dariku, rasanya pedih dan ingin mati saja diriku


2. Judul Puisi :  Tragedi Pahit

Nama Penulis : Indah Khairunisa

Kata-kata habis termakan tangisan
Sungguh pilu rasanya hati
Dimana rasa rindu pelan-pelan tenggelam 
Lantaran beban berat yang dihadapi

Hari terasa seperti duri 
Waktu menjelma menjadi hantu
Kesempatan berubah sebagai setan
Semua berubah menjadi tangisan darah

Mengapa seperti ini? 
Aku merasa dunia membenciku
Bayangan itu selalu mengusikku
Sendiriku disini terkurung di kegelapan 

Tak ada uluran tangan, cinta dan kasih sayang
Dimanakah kini para hati manusia? Semua hanya mementingkan egonya
Tak pernah memikirkan luka keterpurukan orang lain
Melupakan tanggungjawabnya terhadap jiwa seseorang


3. Judul Puisi : Takut Berkepanjangan

Nama Penulis : Indah Khairunisa

Terbayang dalam pikiranku rasa itu
Rasa takut yang menggebu
Kenapa kau harus hancurkan semua ini
Kau buat segalanya berubah

Menerima kenyataan yang perih
Bahwa kau bukan lagi malaikat pelindungku
Kau bukan lagi milikku
Dan kau bukan lagi matahariku

Tuhan
Tolonglah aku yang terpuruk dalam jurang nestapa ini
Aku tak mampu untuk bangkit 
Keluar dari lubang penuh kegelapan 

Aku terjebak di dalamnya
Tubuhku memberontak ingin mengakhirinya
Tapi hati tak dapat menolongnya
Memilih bertahan dalam luka penuh kenistaan 


4. Judul Puisi : Kembali Ingatkanku, Aku Tak Bisa Tinggal Terlalu Lama

Nama Penulis : Indah Khairunisa

Pagi ini rasanya de javu
Hanyut, 
Terbawa arus waktu
Terdampar di suatu tempat
Khayalan mulai membayang
Terkekang,

Terbatas ruang gerak ini
Imajinasi bebas berkeliaran
Melanglang buana tak tentu arah
Saat ini, di dunia fantasi yang semu
Aku menengadah, yang jauh di langit sana
Meminta,

Terwujudnya sejuta pengharapan
Menunggu akan keajaiban
Derap-derap langkah itu mengingatkanku,
Ia seolah menggodaku tuk ikut bersamanya
Namun aku enggan dan menolaknya
Seharusnya aku tak berhenti disini

Aku tak bisa tinggal terlalu lama
Pintu gerbang telah terbuka lebar di depan mata
Bukakan masa yang cerah,
Awal baru yang harus kutuju

5. Judul Puisi : Perjalanan Panjang Izza Tuk Bertemu Maha Cinta-Nya

Nama Penulis : Indah Khairunisa

Ku tempuh jalanan lengang, dengan ujian-Mu menghadang
Ku tempuh jalanan sepi, embun berjatuhan membasahi kelopak bunga mataku
Ini kisahku, perempuan bernama Izza
Jalanku masih jauh, namun harus ku tempuh

Ku jalani dengan iringan senyum matahari
Serta kicauan burung kecil nan asyik bercengkrama
Disini ku berjalan terus tanpa tahu di pelabuhan mana bakal berhenti
Entah siapa yang akan menunggu bahkan menjemputku
Tetapi ku berharap ku berada di pangkuan-Mu

Pagi ini, masih ada setitik kecerahan bagiku
Tuk nikmati rangkaian jalan kehidupan cinta-Mu
Diantara pusat hari-hariMu yang rumit nan merindu

6. Judul Puisi : Perantauan, Pilihan Perempuan Mandiri 

Nama penulis : Indah Khairunisa

Mendung di hati,
Awan kelabu pun urung pergi
Jalan ini telah kutapaki
Tak dapat ku hapus, 
Tak bisa hilang lagi
Rintihan demi rintihan berbisik
Merintihkan apa yang terjadi
Aku ini hanyalah seorang perempuan

Ingin hidup dengan perantauan jadi pilihan
Mimpi memang tak seindah kenyataan
Namun ini bukan alasanku,
Tuk memandang kesedihan
Aku harus mengejar impian, 
Mengejar yang kuidamkan
Walau harus dinilai tak masuk akal

Semua itu akan ku tahan
Sudah jadi tekad, hingga apalah daya melawan
Aku hanya berusaha berbuat segalanya
Tak perduli, walau terkadang rasa hampir menyerah
Tapi inilah aku,
Sudah jadi jalan hidupku
Ingin ku buat kisah sejati
Mengenai perjuangan perantauanku nan mandiri


7. Judul Puisi : Gadis Yang Ingin Lari Dari Keresahan Terdalam

Nama Penulis : Indah Khairunisa

Gemerisik dedaunan yang berguguran
Terombang-ambing terkena terpaan sang angin
Ranting-ranting tua rapuh,
Mulai patah dan berserakan
Ku langkahkan kaki,

Ku tapaki setiap jalannya dengan alunan nan pelan
Matahari pergi meninggalkan,
Berganti dengan senja yang menyapa insan

Di hati ini dapat ku rasakan
Semenjak tadi terus bergelayutan
Mengubah perasaan,
Seperti emosi tak karuan

Tuhan,
Daku ini hanyalah manusia biasa
Yang dapat merasakan suatu keresahan
Kegelisahan pun tak dapat tertahan

Daku hanyalah,
Seorang yang membutuhkan sandaran,
Tuk pergi dari lautan kesedihan
Disini ku butuhkan tumpuan,
Tuk berpijak dan kuatkan iman

Lantaran daku hanyalah pengemis harapan
Inginkan uluran tangan,
Tuk lepaskan kegundahan
Melalui curahan hati,
Ku sampaikan kisah hidupku
Sang gadis yang ingin lari, 
Dari keresahan terdalam
Ku inginkan,
Kesenyapan dalam perasaan

Namun semua itu tak bisa ku rasakan
Lidahku kelu tak mampu ucapkan
Satu dua patah kata kemauan
Disini ku terdiam,
Membeku sekujur tubuh
Tak mampu lagi tuk berjalan

Ingin ku teriak,
Tumpahkan segala rasa kebencian
Yang telah lama terpendam
Ingin diri ini lari,
Pergi jauh, entah kemana
Asalkan ku bisa menghilang
Dari usikan badai yang datang menghantam

Resah,
Mengapa kau harus hadir sekarang?
Menipuku, membuat lelap tidurku
Tapi membayangiku dengan kabut kenistaan
Selalu memelukku, yang tepat bersamaan 
Menusuk, meninggalkan bekas yang tak sirna padam
Ingin ku suarakan,

Resah, segeralah hilang
Keluarlah dari kehidupanku yang sudah malang
Jangan lagi kau tambah,
Beban di pundakku yang terlampau berat
Membuatku tak dapat bergerak, tetap terdiam di tempat yang sama

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel