Tari Pendet Bali : Sejarah, Filosofi, Keunikan, Kostum dan Gerak Tari

Tari Pendet Bali : Sejarah, Filosofi, Keunikan, Kostum dan Gerak Tari -  Mengenal Tari Pendet dari Bali. Bali adalah pulau yang terkenal dengan segala keindahan, kuliner, dan budaya yang menjadi daya tarik semua orang. Bukan rahasia lagi jika para wisatawan baik dalam maupun luar negeri selalu berkunjung kesana.

Tari Pendet Bali : Sejarah, Filosofi, Keunikan, Kostum dan Gerak Tari 

Tari Pendet Bali : Sejarah, Filosofi, Keunikan, Kostum dan Gerak Tari

Salah satu aset kebudayaan masyarakat Bali adalah tari. Tari tradisional ini pertama kali tampil dan dikenalkan dalam acara Internasional tahun 1960 pada Asean Games yang diselenggarakan di Indonesia. Saat itu, tari ini menjadi pembuka acara ditonton langsung oleh Presiden Soekarno.

1. Sejarah Tari Pendet


Tari tradisional ini pertama digunakan sebagai  tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura (tempat ibadah umat Hindu di Bali). Tarian melambangkan rasa syukur dan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Namun seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi ‘ucapan selamat datang’, tanpa mengurangi kesan sakral dan religius. Pendet dapat dilakukan oleh semua orang, baik pria, wanita, dewasa maupun gadis.

Tari Pendet pertama kali ditetapkan pada tahun 1950. Pada tahun 1967, seorang koreografer bernama I Wayan Rindi bersa,a Ni Ketut Reneng menciptakan gaya tarian modern dengan 4 orang penari. Kemudian Wayan Beratha, seorang seniman Bali mengolah kembali tarian ini dengan menambahkan jumlah penari menjadi 5 orang dan mengubah pola menjadi seperti sekarang tapi tetap mempertahankan nilai religuis dan kesakralannya.

2. Fungsi Tari Pendet


Berdasarkan fungsi, Tari ini terdiri dari dua jenis, yaitu tari yang dipentaskan di pura saat upacara adat dilakukan (Tari Pendet Sakral) dan sebagai tari balih-balihan yang dipentaskan sebagai penyambutan para tamu. Untuk acara keagamaan, segala sesuatunya terlihat lebih sederhana tapi sangat kental dengan unsur religius. Sedangkan pada acara penyambutan atau hiburan, lebih fokus pada keindahan, baik dari segi gerak, busana, dan kecantikan para penari. Meskipun demikian, unsur budaya masyarakat Bali akan tetap melekat pada tari penyambutan ini.

3. Gerakan Tari Pendet


Berbeda dengan jenis tarian lain, Pendet tidak membutuhkan pelatih khusus untuk mempelajarinya. Tari ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik profesional maupun yang masih awam. Orang-orang hanya perlu mengikuti gerakan penari senior ada didepannya. Gerakan tarikan ini melibatkan semua anggota tubuh untuk menghasilkan gerakan yang indah. Berikut ini gerakan yang digunakan dalam tarian.

Gerakan Kepala. Pada bagian kepala, gerakan Tari Pendet hanya dilakukan pada bagian mata. Penari menggerakkan mata ke kiri dan ke kanan atau yang disebut dengan nyeledet, sedangkan gerakan mata berputar biasa disebut ngiler. Dalam menggerakan mata antara nyeledet dan ngiler harus mengikuti alunan musik yang memiliki ritme dan tempo tertentu.
Gerakan Leher. Dedengkek adalah gerakan menggeleng yang dilakukan penari pendet. Dedengkek terdiri dari dua macam gerakan yaitu uluwangsul ketika penari menggerakkan leher secara halus dan ngotag ketika menggelengkan leher dengan keras atau cepat.

Gerakan Mimik. Gerakan mimik yang digunakan pada Tari Pendet adalah gerakan wajah yang dilakukan penari. Setiap penari pasti memiliki mimik wajah yang berbeda-beda. Entiah-tjerengu adalah istilah yang digunakan saat mimik yang memperlihatkan ekspresi senang pada penari dan memperlihatkan ekspresi tersenyum ramah.

Gerakan Jari. Gerakan jari pada penari dilakukan dengan dua macam yaitu nyakup dan ulap-ulap. Nyakup adalah gerakan tangan yang sedang mencakup, sedangkan ulap-ulap adalah gerakan  tangan yang melambai-lambai indah. Gerakan jari adalah nilai tambah yang mempercantik pertunjukan tari ini.

Gerakan Badan. Gerakan badan pada Tari Pendet sangat menentukan keluwesan dari penari itu sendiri. Gerakan ini berupa gerakan pangkal lengan atau biasa disebut dengan ngejatpala. Semakin luwes penari maka semakin bagus pula pertunjukan yang dihasilkan. Umumnya penari pada tarian ini selalu luwes dan lincah karena gerakan yang digunakan mudah untuk dilakukan.

Gerakan Tangan. Bukan hanya gerakan jari, gerakan tangan pada tari ini juga sangat khas. Menggerakkan haluang tangan dengan cara memutar ke bagian dalam atau yang biasa disebut dengan luk nagastru, sedangkan melakukan gerakan tangan dengan sering disebut dengan luk nerudut.

Gerakan Kaki. Kaki juga ikut berpartisipasi dalam kesuksesan Tari Pendet. Gerakan kaki pada tari tradisional Bali ini yang sering digunakan diantaranya, tampak sirang, ngembang, ngandang areo, milpil, serta nyregseg.

4. Properti Tari Pendet


Setiap tarian memiliki properti sendiri-sendiri dan berbeda-beda. Properti utama yang digunakan dalam tarian ini adalah sebuah bokor atau sesaji yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk pemujaan. Bokor (sesaji) tersebut dihias dengan janur yang bagus dan diisi dengan buah-buahan atau makanan sebagai simbol penghormatan kepada tamu yang datang. Selain bokor, penari juga biasanya menggunakan properti berupa kipas besar.

5. Kostum Tari Pendet


Setiap pertunjukan, penari Tari Pendet menggunakan busana dan tata rias khas penari Bali yang berupa kemben parade, tapih. Sabuk stagen, sabuk parade, selendang yang dililitkan di badan dan diletakkan dipundak penari. Dibagian kepala, rambut diikat dengan pusung gonjer dan dihias dengan bunga jepun, bunga kamboja, bunga mawar, serta jempaka. Selain itu, penari juga menggunakan aksesoris seperti gelang, kalung, dan anting untuk mempercantik. Tata rias digunakan untuk mempertajam garis-garis muka supaya terlihat lebih jelas dan tidak lupa memakai subeng.

6. Keistimewaan Tari Pendet


Adapun keistimewaan yang dimiliki oleh tarian ini adalah tidak memandang usia atau bisa dilakukan oleh semua tingkatan umur; dinamis; memiliki nilai sakral dan religius; serta memiliki ritme musik yang khas. Semua yang memiliki ketulusan hati yang murni bisa bergabung dalam tarian ini dalam acara keagamaan hingga upacara lainnya. Pola gerakan bahkan bisa digunakan oleh lansia sekalipun. Pemusik juga menyesuaikan pola gerakan dengan ritme yang ada. Meskipun tergolong sebagai tarian tradisional, tarian ini berkembang mengikuti zaman.

Tari Pendet memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok (berpasangan). Tari ini biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang yang biasanya menghadap ke pelinggih (arah suci) dengan mengenakan pakaian upacara danmasing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.

Tari ini juga sempat menjadi kontroversi dan sorotan media Indonesia saat tampil pada program televisi Enigmatic Malaysia Discovery Channel. Pada program tersebut, Malaysia mengklaim tarian ini sebagai bagian dari kebudayaannya. Hal tersebut tentus saja menuai aksi protes masyarakat Indonesia terutama masyarakat Bali. 

Namun pemerintah Malaysia menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas iklan tersebut dan akhirnya Discovery Tv melayangkan surat permohonan maaf kepada kedua negara, dan menyatakan bahwa jaringan televisi bertanggung jawab atas penayangan iklan tersebut.

Terlepas dari kontroversi tersebut, pada tanggal 16 November 2018 Tari Pendet ini berhasil memecah rekor dalam perayaan Ulang Tahun Mangupura yang ke-9. Dalam acara tersebut, tarian dilakukan oleh ibu-ibu PKK seluruh wilayah Badung yang berjumlah 2621 orang. Oleh karena itu, Tari Pendet mencetak Museum Rekor Indonesia dengan jumlah penari terbanyak. Wahh hebattt.

Akhir Kata

Begitulah uraian tentang Tari Pendet. Meskipun terkenal dengan tempat wisata idaman hingga macanegara, Bali juga memiliki tradisi dan budaya yang kental. Terbukti dengan banyaknya kesenian tradisoinal maupun tradisi adat yang terus dipertahankan, salah satunya dengan tarian ini. Selain itu kita juga bisa ikut berpartisipasi dalam melestarikan kebudayaan negeri dengan cara mempelajarinya agar tidak lenyap begitu saja.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel