Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan Mudah, berikut ulasannya!

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan mudah - Halo sahabat! Diantara kalian pasti seringkali mendengar tentang istilah Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam dunia kuliahan terutama jurusan Ekonomi, atau dalam bahasa Inggris yaitu disebu dengan Cost of Goods Available Sale (COGS) bahkan sebutan ini berlaku di dalam perusahaan. Ya, karena memang betul bahwa HPP ini merupakan sebuah komponen yang sangat penting dan bisa digunakan untuk menentukan apakah di suatu perusahaan itu mengalami keuntungan atau justru malah mengalami kerugian dalam suatu penjualannya. Selain itu, terdapat manfaat lainnya juga lho. Buat kalian yang semakin penasaran dengan pengertian dan manfaat dari HPP, serta ingin tahu bagaimana sih cara untuk menghitunga HPPnya, langsung aja simak penjelasannya di bawah ini, yuk! 

Apa Itu Harga Pokok Penjualan (HPP)?

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Sebelum kita masuk ke manfaat dan perhitungan, maka sebaiknya sahabat harus paham dulu pengertian dari HPP itu sendiri. HPP adalah semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang telah dijual dalam suatu periode. Adapun untuk perhitungan yang termasuk dalam HPP ini merupakan biaya langsung yang ikut mempengaruhi barang jadi atau jasa terjual itu. Seperti halnya biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Jadi, biaya-biaya seperti penjualan, iklan, pengembangan, maupun riset itu tidak masuk dalam perhitungan HPP ya sahabat!.

Jika dilihat secara umum, maka harga pokok itu ada 3 kategori, yaitu harga pokok persediaan, harga pokok produksi, dan harga pokok penjualan. Nah, adapun untuk ketiganya itu sama-sama penting bagi perusahaan. Hanya saja, adanya kebutuhan ketiganya tersebut berbeda-beda. Kalau di perusahaan, pihak mereka biasanya lebih fokus kepada harga pokok persediaan adalah manajer bagian pembelian (Purchase Manager). Sedangkan untuk harga pokok produksi akan difokuskan oleh bagian manajer produksi (Production Manager). Sedangkan, mayoritas pihak perusahaan akan lebih fokus kepada harga pokok penjualan adalah Departemen manajemen puncak (Top Level Management).

Itulah mengapa HPP ini masuk dalam komponen laporan laba rugi, yang tentunya hal ini akan menjadi perhatian bagi pihak perusahaan dalam mengendalikan operasionalnya. Sampai di sini apakah sahabat semakin semangat untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana cara menghitung HPP? yuk cap cus!

Manfaat Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Sebelum kita masuk ke perhitungan, maka kami mau bahas sedikit tentang manfaat dari menghitung HPP. Kira-kira apa aja ya manfaatnya?, berikut ulasannya!

1. Patokan untuk Menentukan Harga Jual

Dengan adanya HPP maka akan lebih mudah dalam mengukur biaya yang sesungguhnya dalam suatu memproduksi barang atau jasa yang terjual untuk periode tertentu. Nah, dengan adanya hal tersebut, maka pihak perusahaan bisa dengan akurat menentukan harga jual yang tepat bagi para costomernya.

2. Mengetahui Laba yang Diinginkan Perusahaan

Nantinya apabila di lihat-lihat harga jual yang telah ditentukan ternyata lebih besar dari HPP, maka berarti pihak perusahaan akan mendapatkan sebuah keuntungan atau laba. Sebaliknya, ketika harga jual yang ditawarkan oleh pihak perusahaan lebih rendah daripada HPP, maka perusahaan akan mengalami kerugian.

3. Membantu Manajemen dalam Mengendalikan Biaya

Selain kedua hal di atas, manfaat lainnya dari menghitung HPP yaitu bisa memudahkan manajemen dalam menganalisa seberapa baik pengendalian biaya pembelian dan tenaga kerja (upah/gaji). Ternyata, selain Top Level Management, para investor juga bisa lho ikut menghitung HPP suatu perusahaan untuk mengetahui margin kotor bisnis (gross margin) dan melakukan analisis terhadap persentase pendapatan yang masih tersedia untuk menutup biaya operasionalnya.

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Ini dia yang ditunggu-tunggu. Udah gak sabar ya buat mencari tau sebenarnya bagaimana sih cara menghitung HPP? Siap-siap ya, karena sesaat lagi kamu bakal paham cara perhitungannya dan bisa mengaplikasikannya langsung. Tapi, sebelum itu kamu harus tau dulu istilah-istilah berikut ini:

Pembelian Bersih

Pembelian bersih adalah semua hasil pembelian barang atau jasa yang dilakukan perusahaan, baik dilakukan secara tunai maupun kredit. Kemudian, ditambah dengan biaya angkut pembelian, serta dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian.

Pembelian bersih = Pembelian + Biaya angkut pembelian – Potongan pembelian – Retur pembelian

Sehingga, diperoleh nilai pembelian bersih dalam suatu periode.

Persediaan Awal

Persediaan awal adalah persediaan yang tersedia di awal periode, misalnya awal bulan atau awal tahun. Saldo awal ini bisa dicek di neraca saldo periode berjalan.

Persediaan Akhir

Persediaan akhir adalah persediaan barang yang tersedia di akhir periode, misalnya akhir bulan atau akhir tahun buku berjalan. Saldo ini diperoleh dari perhitungan stock opname.

Setelah mengetahui ketiga istilah di atas, sekarang saatnya mengetahui rumus HPP, yaitu:

HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal – Persediaan akhir

Contoh Soal dan Pembahasan HPP

Untuk lebih memudahkan kamu dalam memahami cara menghitung HPP, aku udah menyiapkan contoh soal dan pembahasannya di bawah ini.

Sebuah toko kue sedang menyelesaikan laporan keuangan akhir tahun 2021, dan menghitung jumlah persediaan sebagai berikut:

Persediaan awal barang tahun 2021 = Rp 450.000.000.

Pembelian baru selama tahun 2021 = Rp 500.000.000.

Persediaan akhir barang tahun 2021 = Rp 250.000.000.

Pembahasan:

HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal barang – Persediaan akhir barang

HPP = Rp 500.000.000 + Rp 450.000.000 – Rp 250.000.000

HPP = Rp 700.000.000.

Jadi, toko kue tersebut menjual barang dagangannya sebesar Rp 700.000.000 selama tahun 2021.

Dari penjelasan di atas, apakah sahabat sudah paham dengan HPP dan bagaimana cara perhitungannya? Nah, sekarang coba sahabat analisis usaha kecil-kecilan milik kamu atau usaha orang lain! Semoga informasi di atas bisa bermanfaat ya buat sahabat. Sampai jumpa lagi pada ulasan yang lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel