Apa Saja Teori Nilai Uang? berikut ulasannya!

Apa Saja Teori Nilai Uang? berikut ulasannya! - Halo sahabat, uang sudah menjadi sarana penting yang selalu kita butuhkan di dalam hidup sehari-hari. Pasalnya, dengan kita memiliki uang yang banyak maka tidak bisa dipungkiri dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk juga dalam meningkatkan kualitas kehidupan pribadi seseorang. Maka tak heran hal ini menjadi salah satu alasan yang utama mengapa sebagian besar orang itu akan selalu berusaha untuk bisa menghasilkan lebih banyak uang mereka dari waktu ke waktu.

Teori Nilai Uang

teori nilai uang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), uang diartikan sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai yang sah, uang tersebut dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang sudah dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. Ada beragam teori yang berkaitan dengan teori nilai uang, namun pada kesempatan di pembahasan kali ini kami hanya akan menjelaskan dua teori yang berkaitan dengan nilai uang yaitu Teori Kuantitas Uang dan Teori Saldo Kas.

Teori Saldo Kas (Cash Balance Theory)

Teori nilai uang yang kedua adalah Teori Saldo Kas. Teori ini memiliki pengertian, tinggi rendahnya nilai riil ditentukan oleh besar kecil jumlah uang yang disimpan sebagai saldo kas. Jumlah saldo kas masyarakat berbanding lurus dengan nilai rill uang. Semakin besar jumlah saldo kas masyarakat semakin tinggi nilai rill uang, begitupun sebaliknya.

Teori ini dicetuskan oleh Alfres Marshal yang sering juga disebut Teori Sisa Tunai. Teori ini menyatakan bahwa tinggi rendahnya daya beli uang ditentukan jumlah uang yang disimpan masyarakat sebagai saldo kas. Besar kecilnya jumlah saldo kas masyarakat ini sangat tergantung pada jumlah pendapatan yang diterima. Berdasarkan ketentuan tersebut, Teori Persediaan Kas dapat dirumuskan sebagai berikut :

M = k . P. Y

Keterangan :

M = Money ( jumlah uang beredar)
k =Koefisien (keinginan untuk menahan uang sebagai persediaan kas)
P = Price (tingkat harga-harga umum)
Y = income (pendapatan)

Oleh karena itu, Teori Saldo Kas akan membawa kita pada kesimpulan berikut :

  • Jika pendapatan masyarakat tinggi, jumlah saldo kas cenderung besar karena masih cukup uang untuk belanja kebutuhan. Besarnya jumlah saldo kas masyarakat mengindikasikan tingginya daya beli uang.
  • Jika pendapatan masyarakat rendah, jumlah saldo kas cenderung kecil karena akan terpakai untuk belanda kebutuhan. Kecilnya jumlah saldo kas masyarakat mengindikasikan rendahnya daya beli uang.

Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)

Teori Kuantitas Uang yaitu persediaan uang dan tingkat harga dalam suatu perekonomian merupakan hubungan saling mempengaruhi secara langsung. Perubahan pasokan uang akan berdampak pada perubahan tingkat harga, begitu pula sebaliknya.

Teori ini dikemukan oleh Irving Fisher yang termuat dalam bukunya The Purchasing Power of Money (Teori Daya Beli Uang). Ia mengemukakan perubahan jumlah uang beredar akan menimbulkan perubahan harga barang. Secara umum konsep teori kuantitas ini dimulai pada abad ke 16, ketika Eropa yang giat mencetak koin dari emas dan perak yang dikirim dari benua baru Amerika, sehingga terjadilah peningkatan inflasi.

Gejala tersebut membuat para ekonom sampai pada dua kesimpulan, antara lain : lebih banyak uang beredar sama saja dengan lebih banyak inflasi, serta peningkatan jumlah uang beredar tidak selalu berarti peningkatan outout ekonomi. Maka, hubungan antara jumlah uang beredar dan tingkat harga ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

M.V = P.T

Keterangan :

M = money (jumlah uang beredar)

V = Velocity of money (kecepatan uang beredar)

P = Price (tingkat harga)

T = trade (volume perdagangan)

Oleh karena itu, secara umum Teori Kuantitas Uang akan membawa kita pada kesimpulan sebagai berikut:

Nilai riil atau daya beli uang ditentukaan oleh jumlah uang yang beredar. Atau, permintaan uang (money demand) berbanding terbalik dengan pasokan uang (money supply). Semakin banyak uang beredar semakin rendah daya belinya, begitupula sebaliknya.

Jumlah uang beredar identik dengan tingkat harga umum yang berlaku. Atau, pasokan uang sebanding dengan tingkat harga. Pertambahan pasokan uang akan berdampak kenaikan harga, begitupula sebaliknya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel