6 Tips Membeli Saham IPO di Tahun 2022

Tips Membeli Saham IPO di Tahun 2022 - Saham initial public offering (IPO) atau IPO menjual sebagian kepemilikan saham kepada publik melalui pasar modal. Bagi perusahaan, IPO adalah cara untuk meningkatkan tingkat perusahaan, karena sebagian kepemilikannya sudah berada di tangan banyak orang dan untuk menjadi perusahaan publik, perusahaan harus lebih transparan (publikasi laporan keuangan oleh surat kabar, diawasi oleh Bapepam), lebih kompetitif dengan perusahaan serupa dan lebih bertanggung jawab. Membeli saham perusahaan publik adalah cara termudah untuk memiliki perusahaan.

Tips Membeli Saham IPO

Tips Membeli Saham IPO

Dulu saham IPO belum diperdagangkan di lantai perdagangan, jadi Anda harus datang ke titik penjualan untuk membeli saham IPO melalui penjamin emisi atau agen penjualan saham yang ditunjuk. Di pasar primer ini, baik investor ritel maupun institusi dapat membeli saham emiten setelah melalui fase pemesanan atau penjatahan.

Jika kinerja perusahaan baik, Anda juga akan menikmati hasilnya (dividen dan capital gain). Apakah setiap saham yang ditawarkan perusahaan pada saat IPO layak dibeli? Tentu saja tidak. Ada indikator untuk Anda jika ingin membeli saham perusahaan yang go public agar tidak tertipu atau salah membeli saham IPO.

Indikator saat membeli saham IPO

Di bawah ini adalah indikator yang harus Anda perhatikan tentang cara membeli saham IPO:

1. Alokasi saham IPO

Berapa banyak investasi ekuitas dialokasikan untuk investor asing dan berapa banyak yang dialokasikan untuk investor lokal. Hal yang sama berlaku untuk investor institusional serta investor ritel. Alokasi untuk kedua jenis investor harus seimbang.

2. Harga saham

Sebelum saham dijual, perusahaan pertama kali dinilai oleh agen independen untuk menghitung harga wajar saham. Perhitungan tidak hanya didasarkan pada kinerja dan prospek perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga dibandingkan dengan pesaing di industri yang sama. Kemudian datang kisaran harga, misalnya, dua kali nilai buku dan sebagainya.

3. Kemungkinan kenaikan atau penurunan harga

Siapa pun yang membeli saham pada saat IPO harus mengharapkan tidak hanya dividen tetapi juga keuntungan modal dari saham jika saham yang diakuisisi ditahan untuk waktu yang lama. Potensi capital gain dapat dilihat dari tingginya permintaan saham-saham tersebut pada saat initial public offering (IPO).

Ini biasanya dimaksudkan dengan oversubscription atau penandatanganan, yang berarti bahwa permintaan di atas (melebihi) atau di bawah (kurang) dari penawaran. Semakin besar permintaan untuk jumlah saham yang ditawarkan, semakin besar potensi kenaikan atau kenaikan harga ketika saham mulai diperdagangkan di pasar sekunder.

4. Waktu

Ketika saham diperdagangkan, pada saat pasar berada dalam posisi penuh sentimen positif atau negatif. Karena kondisi pasar, ketika saham diperdagangkan, mempengaruhi perilaku investor dalam perdagangan. Saham yang baik saat diperdagangkan saat kondisi pasar sedang menurun (bearish) juga bisa mengalami penurunan harga. Begitu juga sebaliknya.

5. Jumlah saham yang akan dilepas

Berapa banyak saham yang akan tersedia untuk umum? Semakin besar jumlah saham yang dirilis, semakin baik (biasanya 30%). Jika penjualan ke publik lebih dari 30%, lebih banyak orang akan memiliki kesempatan untuk memiliki saham perusahaan, dan secara teoritis transaksi saham di pasar sekunder akan lebih likuid.

6. Rasio harga terhadap laba (PER)

Indikator lain seperti price earning ratio (PER) untuk melihat apakah harganya mahal, murah atau masuk akal. Jika rasio P / E lebih tinggi dari rekan-rekannya, Anda harus berpikir dua kali sebelum membeli saham. Juga dengan PBV (Price to Book Value) harus dipertimbangkan apakah di atas pesaing, di bawah atau di bawah rata-rata.

Selanjutnya, berdasarkan harga saham yang diikat dan persentase target dari jumlah saham yang dirilis, ia menghitung apa kapitalisasi pasar saham tersebut. Semakin besar kapitalisasinya, semakin baik kapitalisasinya, karena kapitalisasi pasar yang besar mencerminkan kemampuan untuk menangani volume transaksi yang besar, sehingga sahamnya lebih likuid atau dapat dengan mudah diperdagangkan di pasar sekunder.

Kesimpulan

Tidak ada yang menjamin bahwa capital gain pasti akan dilakukan dengan membeli atau menginvestasikan saham iPo. Bahkan, Anda perlu berhati-hati saat membeli saham IPO, karena banyak dari mereka tidak prospektif, tetapi juga hanya sebagai tempat untuk mencari dana bagi pemilik perusahaan, terlepas dari apakah harga saham naik atau turun ketika mulai diperdagangkan.

Membeli saham IPO sama dengan berpartisipasi dalam memiliki perusahaan. Jadi, tentu saja, jika Anda ingin memiliki perusahaan, Anda perlu memilih perusahaan yang berkinerja baik (analisis fundamental) yang dapat tumbuh terus menerus dan menghasilkan keuntungan.

Yang juga harus Anda perhatikan adalah bagaimana hasil IPO digunakan oleh penerbit. Alokasi hasil IPO biasanya ditentukan oleh penerbit dalam prospektusnya. Apakah alokasi dana tersebut digunakan seperti yang dijanjikan dalam prospektus tentunya harus dicek kembali. Berapa persentase dana yang digunakan untuk ekspansi bisnis dan berapa persen yang digunakan untuk membayar utang? Semakin besar porsi untuk ekspansi bisnis, semakin baik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel