Pengertian dan Jenis-jenis Hepatitis yang Perlu Diketahui

Mediasiana.com - Hati atau liver merupakan organ dalam tubuh yang salah satu fungsinya adalah untuk menetralisir dan membuang racun. Namun, perannya yang sangat penting ini dapat terganggu jika terkena penyakit. Salah satu penyakit yang mungkin menyerang hati adalah hepatitis. Untuk mengatasinya, perlu diketahui dulu jenis-jenis hepatitis yang penyebabnya berbeda-beda.

Dengan memahami banyaknya jenis hepatitis yang ada, pencegahan terhadap infeksi dapat dilakukan sedini mungkin. Bahkan bagi  yang telah terinfeksi pun, dengan informasi ini diharapkan penderita mendapatkan penanganan secara tepat.


Pengertian Hepatitis


Hepatitis adalah suatu penyakit berupa peradangan yang menyerang organ hati atau liver. Penyakit ini termasuk penyakit menular dan kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus. Tetapi, ada juga faktor lain yang menjadi penyebab munculnya penyakit ini, seperti alkohol dan obat-obatan.

Secara umum, perawatan dapat dilakukan dengan banyak istirahat dan menjalani pola hidup sehat. Penderita harus mengonsumsi makanan higienis dengan gizi seimbang serta banyak minum air putih. Tetapi untuk hepatitis jenis tertentu tetap memerlukan pengobatan khusus terutama jika telah mencapai kondisi kronis.

Jenis-jenis Hepatitis dan Cara Perawatannya


Ada beberapa jenis hepatitis yang dapat menginfeksi hati manusia. Perawatan serta pemberian obat pun berbeda dan harus menyesuaikan jenis yang didertita. Berikut jenis-jenis hepatitis dan cara perawatannya.
  • Hepatitis A
  • Hepatitis B
  • Hepatitis C
  • Hepatitis D
  • Hepatitis E
  • Hepatitis Alkoholik
  • Hepatitis Autoimun

Hepatitis A


Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Jenis ini dapat menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi virus.

Gejala penyakit hepatitis A dapat berupa gangguan nafsu makan, demam, serta mual. Selain itu, urine yang menjadi berwarna gelap serta warna kulit yang menjadi kuning juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai.

Obat yang cocok untuk penderita hepatitis A adalah berupa pereda demam dan nyeri. Namun, tentu saja pemberian obat ini tidak boleh sembarangan. Harus ada rekomendasi atau resep dari dokter terlebih dulu setelah sebelumnya mendapat diagnosa.

Pengobatan lebih ditekankan pada gejala yang muncul dan tdak memerlukan perawatan khusus. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya dan penderita dapat sembuh secara total.

Hepatitis B


Jenis yang satu ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti sirosis dan kanker hati. Penularan virusnya bisa melalui darah atau cairan tubuh. Janin di dalam kandungan pun dapat tertular jika ibunya menderita penyakit hepatitis B ini.

Ada dua jenis hepatitis B. Yang pertama adalah hepatitis B akut, yaitu yang terjadi pada awal infeksi dan berlangsung sekitar 6 bulan. Jenis yang ke dua adalah hepatitis B kronis, yaitu apabila virus yang menginfeksi tersebut dapat bertahan lebih dari 6 bulan.

Tidak ada gejala nyata yang dapat dirasakan penderita pada awal terinveksi. Gejala justru muncul pada saat kondisi sudah mulai memburuk. Di antara gejalanya yaitu adanya rasa sakit ada perut bagian atas serta nyeri otot.

Infeksi virus ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis B. Namun apabila terlanjur terinfeksi, ada baiknya mengikuti petunjuk dokter dan patuh untuk mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.

Hepatitis C


Sama seperti hepatitis B, penularan virus hepatitis C (HCV) bisa melalui medium darah serta hubungan seksual. Menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama seperti sikat gigi dan gunting kuku juga menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit ini.

Penderita hepatitis C juga mengalami gejala umum seperti kurang nafsu makan dan menguningnya warna kulit. Tetapi gejala ini muncul ketika infeksi sudah berada pada tahap kronis.

Diperlukan adanya pemeriksaan darah untuk memastikan penularan virus hepatitis C ini. Pemeriksaan lanjutan seperti fibroscan dan biopsi hati pun perlu dilakukan agar tingkat kerusakan hati dapat diketahui.

Kesembuhan dari penyakit ini tidak dapat dipastikan. Ada sebagian penderita yang sembuh sendiri, tetapi juga ada yang berkembang menjadi kronis hingga mengalami kanker hati. Apabila hepatitis C sudah tidak dapat ditangani, pilihan terakhir yang mungkin disarankan oleh dokter adalah melakukan transplantasi hati.

Hepatitis D


Tidak seperti jenis-jenis hepatitis lainnya, penularan dan infeksi virus hepatitis D (HDV) dapat terjadi hanya pada penderita hepatitis B. Infeksi ini bisa terjadi langsung secara bersamaan. Bisa juga terinfeksi virus hepatitis D setelah sebelumnya memang menderita hepatitis B.

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Namun, karena penularan virus hepatitis D ini bergantung kepada virus hepatitis B, maka bisa dilakukan pencegahan dengan vaksin hepatitis B.

Hepatitis E


Mirip dengan hepatitis A, hepatitis E  juga menular melalui air atau makanan yang terkontaminasi virus hepatitis E (HEV). Virus ini dapat menular meskipun air atau makanan tadi hanya tertelan sedikit saja. Selain itu, transfusi darah dan kehamilan juga dapat menularkan virus ini.

Gejala yang terjadi juga tidak jauh berbeda dengan hepatitis A. Misalnya seperti kurang nafsu makan, mual, warna kulit berubah menjadi kuning, serta urine yang berwarna lebih gelap. Perubahan-perubahan tersebut dapat dirasakan sekitar dua hingga tujuh minggu.

Penderita hepatitis E tidak memerlukan perawatan khusus. Hepatitis jenis ini bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Hanya saja, pada masa pemulihan tetap dianjurkan untuk lebih banyak beristirahat. Asupan gizi dan nutrisi juga harus dipenuhi agar proses pemulihan dapat berjalan optimal.

Hepatitis Alkoholik


Salah satu dari jenis-jenis hepatitis yang dapat diderita oleh manusia adalah hepatitis alkoholik. Sesuai dengan namanya, jenis ini tidak disebabkan oleh virus, melainkan oleh alkohol. Konsumsi alkohol jangka panjang dan dalam jumlah yang berlebihan akan membuat seseorang rentan terkena penyakit ini.

Di samping alkohol sebagai penyebab utama, terdapat faktor lain yang dapat meningkatakan faktor risiko terhadap penyakit ini. Beberapa di antaranya adalah obesitas, genetik, serta jenis kelamin di mana wanita lebih berisiko daripada pria.

Pengobatan terhadap hepatitis alkoholik dapat diawali dengan berhenti atau setidaknya mengurangi konsumsi minuman beralkohol. Penderita penyakit ini terkadang juga menderita malnutrisi. Oleh karena itu, perlu juga untuk memperbaikinya dengan mengatur pola makan agar karbohidrat dan energi selalu terpenuhi.

Hepatitis Autoimun


Pada hepatitis autoimun, penyebab terjadinya juga bukan berasal dari virus. Peradangan yang terjadi pada hepatitis jenis ini berasal dari sistem imun tubuh sendiri yang menyerang sel-sel hati.

Hepatitis autoimun disebabkan karena sistem imun penderita mengalami kelainan. Sistem imun kesulitan atau bahkan tidak mampu membedakan mana jaringan tubuh yang baik dan mana yang berbahaya.

Penutup


Untuk mendeteksi penyakit, perlu adanya beberapa pemeriksaan oleh dokter. Pemeriksaan yang bisa dilakukan yaitu tes darah, USG atau CT scan, hingga biopsi hati.

Baca juga: Ciri-Ciri dan Penyebab Autoimun Bisa Terjadi

Sementara itu, pengobatan dapat dilakukan dengan obat yang berfungsi untuk memperlambat sistem imun yang terlalu aktif. Namun tidak ada jaminan akan sembuh total karena masih ada kemungkinan diperlukannya pengobatan seumur hidup. Untuk itu, tetap ikuti anjuran dokter serta rutin memeriksakan perkembangan kondisi kesehatan.

Demikianlah pengertian dan jenis-jenis hepatitis yang dapat menginfeksi manusia. Mengenali cara penularan dan gejalanya adalah langkah awal untuk mencegah infeksi hepatitis. Mari hindari hepatitis dengan gaya hidup sehat dan bersih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel