Hipotesis : Pengertian, Definisi dan Contoh (Lengkap)

Mediasiana.com - Pengertian Hipotesis , Definisi Hipotesisi dan Contoh Hipotesisi. Kata Hipotesis berasal  dari  2  penggalan  kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Secara keseluruhan berarti  di  bawah  kebenaran,  kebenaran  yang  berada  di  bawah  (belum  tentu  benar), dan baru diangkat menjadi kebenaran kalau sudah disertai bukti-buktinya. Kemudian cara penulisannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Pengertian Hipotesis

Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli

  • Menurut  Mc Guigan  dalam  Wagiran  (2010) menyatakan  bahwa hipotesis adalah  pernyataan  yang  dapat  diuji  mengenai hubungan  potensial  antara dua atau lebih variabel. 
  • Menurut Sugiyono (2010) hipotesis  merupakan  jawaban sementara terhadap  rumusan masalah  penelitian, dimana  rumusan  masalah  penelitian telah dinyatakan  dalam  bentuk  kalimat  pertanyaan. 
Dikatakan  sementara  karena  jawaban yang  diberikan  baru  didasarkan pada  teori  yang  relevan, belum didasarkan  pada fakta-fakta  empiris  yang diperoleh melalui  pengumpulan  data. Jadi hipotesis  juga dapat  dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap  rumusan masalah  penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang  belum  tentu  kebenarannya  dan  akan  menjadi  benar  apabila  sudah  ada  bukti-buktinya.Dalam bentuk sederhana, hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan  peneliti  mengenai  hubungan antara  variabel-variabel  dalam  suatu persoalan. Hipotesis   tersebut   kemudian diuji   dalam   penelitian.   

Oleh karenanya, hipotesis diajukan sebagai saran pemecahan/penyelesaian bagi masalah itu, dengan pengertian bahwa  penyelidikan selanjutnyalah yang akan   membenarkan atau menolaknya. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif Tidak harus semua penelitian memiliki hipotesis. Biasanya hipotesis merujuk pada hubunganantara dua variabel atau lebih. Bila peneliti setuju dengan pendapat ini maka  mereka hanya  perlu  berpikir  akan  menggunakan hipotesis  atau  tidak  dalam penelitiannya jika  penelitian  tersebut  mengandung satu variabel.  

Ini  sebaiknya  tidak dibalik  dengan  berkesimpulan  bahwa  semua penelitian  hanya  mengandung  satu variabel saja dalam penelitiannya boleh juga mengajukan hipotesis. Hipotesis dibuat karena dua alasan: 
  • Hipotesis yang mempunyai dasar kuat yang menunjukan bahwa peneliti  telah  mempunyai pengetahuan yang  cukup untuk melakukan penelitian di bidang reesebut
  • Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan  dan  penafsiran  data;  hipotesis  dapat  menunjukan  prosedur  apa  yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. 
Dalam  hal  ini  perlu  dibedakan  pengertian  hipotesis  penelitian  dan  hipotesis statistik.  Pengertian  hipotesis  penelitian  seperti  telah  dikemukakan  sebelumnya. Selanjutnya,  hipotesis  statistic  itu  ada,  bila  penelitian  bekerja  dengan  sampel.  Jika penelitian tidak menggunakan sampel, makatidak ada hipotesis statistic.

Macam-macam Hipotesis Statistik


Hipotesis  dapat  dibedakan  berdasarkan  bagaimana  mendapatkannya  (induktif vs  deduktif),  atau  bagaimana  mereka  merumuskannya  (deklaratif  vs  nol  hipotesis). Hipotesis   induktif   merupakan   sebuah   generalisasi   yang   didasarkan   dari   suatu observasi.   Hipotesis   deduktif   diturunkan   dari   teori   yang   ada   dan   memotivasi melakukan penelitian lanjutan. 

Cara Merumuskan Hipotesis

  1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.
  2. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat deklaratif.
  3. Hipotesis  harus  dengan  nyata  menunjukan  adanya  hubungan  antara  dua  atau lebih variabel
  4. Hipotesis harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
  5. Dapat diuji

Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian

  • Sugiyono (2010:100-106),bentuk-bentuk   hipotesis   sangat   terkait dengan  rumusan  masalah  penelitian. 
  • Wagiran  (2013:115-119),  menjelaskan  bahwa bentuk  rumusan  hipotesis  penelitian  akan  sangat  tergantung  dari  rumusan  masalah. 
Sugiyono (2010:100-106), menyatakan bahwa bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka  bentuk  rumusan  masalah  penelitian  dibedakan  menjadi  tiga yaitu  rumusan masalah   deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh  karena  itu,  maka  bentuk  hipotesis  penelitian  juga  dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif hubungan.

Menurut   Sugiyono   (2010:100-106),   hipotesis   deskriptif   adalah   jawaban sementara  terhadap  rumusan  masalah  deskriptif;  hipotesis  komparatif  merupakan jawaban  sementara  terhadap  masalah  komparatif,  dan  hipotesis  asosiatif  adalah merupakan jawaban sementaraterhadap masalah asosiatif .

a. Hipotesis Deskriptif

Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan.

Contoh:

1) Hipotesis penelitian 

H0: Semangat  belajar mahasiswa  perguruan  tinggi  negeri  paling  sedikit 75%  dari  kriteria  yang  ditetapkan  (paling  sedikit  berarti  lebih  dari  atau sama dengan ≥).

Ha:  Semangat  belajar  mahasiswa  perguruan  tinggi  negeri  <  75%  dari kriteria yang ditetapkan.

2) Hipotesis statistic

H0 = p ≥ 75%
H0 = p < 75%

b. Hipotesis Komparatif

Adalah   jawaban   sementara   terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya  sama tetapi populasi atau sampelnya  yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh:

Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam   bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternative sebagai berikut.

H0: Hasil belajar siswa SMA X lebih dariatau sama dengan (≥)SMA Y.
Ha : Hasilbelajar siswa  SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y.

c. Hipotesis Asosiatif Hubungan

Adalah  jawaban  sementara  terhadap  rumusan  masalah  asosiatif,  yaitu  yang menanyakan antara dua variabel atau lebih.

Contoh:

Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.

Apakah Semua Penelitian Harus Berhipotesis ?

Berikut beberapa pendapat tentang apakah semua penelitian harus berhipotesis:

1). Wagiran (2013, 101), “tidak harus semua  penelitian  menggunakan  hipotesis. Biasanya  hipotesis  merujuk  pada hubungan  antara  dua  variable  atau  lebih. Bila  peneliti  setuju  dengan  pendapat  ini,  maka  mereka  hanya  perlu  berpikir akan menggunakan hipotesis atau tidak dalam penelitiannya”. Menurut beliau dari  pengertian  tersebut,  sebaiknya  jangan  berkesimpulan  bahwa penelitian yang  hanya  mengajukan  satu  variable  saja  dalam  penelitiannya boleh  juga menggunakan hipotesis.

2). Suharsimi Arikunto (Edisi Revisi 2010),”untuk menjawab atas pertanyaan ini kita tidak  boleh  berpikir  pada  hal  yang  benar  secara  mutlak  dan  tidak  benar secara  mutlak”.  Pendapat  pertama, semua penelitian itu  harus  berhipotesis, pendapat  kedua, hipotesis hanya dibuat jika  yang dipermasalahkan menunjukan hubungan antara dua variable atau lebih.

3). Sugiyono (2010), penelitian  yang  merumuskan  hipotesis  adalah  penelitian yang  menggunakan  pendekatan  kuantitatif.  Pada  penelitian  kualitatif,  tidak dirumuskan hipotesis justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.

4). Maxwell  (1996)  dalam A. Chaedar  Alwasilah  (2003,132) mengemukakan “sebenarnya,  ada  yang  lebih  prinsipil  ketimbang  penamaan, yakni karakteristik    kualitatif, yaitu bahwa hipotesis itu  pada  umumnya diformulasikan  setelah  peneliti  memulai penelitian;  hipotesis  itu  dilandaskan pada data dan dikembangkan melalui interaksi dengan data, bukannya sebagai gagasan atau jawaban jawaban pendahuluan yang di tes lewat data.

Bagaimana Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik ?

Dalam  merumuskan  hipotesis,  hendaknya  hipotesis  tersbut  dapat  memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Berikut ciri-ciri hipotesis yang baik:

1). Wagiran (2010)
  • Hipotesis  yang  baik  adalah  yang  rumusannya  mudah  dipahami  paling tidak memuat variable-variabel permasalahan penelitian
  • Hipotesis hendaknya memuat nilai prediktif dan bersifat konsisten
  • Hipotesis harus dapat diuji
2). Sugiyono (2010)
  • Merupakan  dugaan  terhadap  keaadaan  variable  mandiri,  perbandingan keadaan  variable  pada  berbagai  sampel,  dan  merupakan  dugaan  terhadap hubungan antara dua variable atau lebih
  • Dinyatakan   dalam   kalimat yang   jelas,   sehingga   tidak   menimbulkan berbagai penafsiran
  • Dapat diuju dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel